Sikap Diskriminatif Kasek SMAN 2 Nganjuk DO Siswanya Tanpa Sebab Jadi Sorotan Publik

NGANJUK, MEMO – Citra dunia pendidikan kembali tercoreng. Belum reda masalah larangan jual beli kain seragam dari Gubernur Jawa Timur , Khofiffah Indrra Parawansa kini di Kabupaten Nganjuk kembali mencuat kasus yang tak kalah peliknya.Kasus yang masih hangat itu terjadi di SMAN 2 Nganjuk.

Berawal dari adanya kejadian hilangnya satu buah hand phone android di lingkungan sekolah pada 4 September silam akhirnya berbuntut panjang.

Read More

Klimaknya, dengan kejadian itu akhirnya Kepala Sekolah SMAN 2 Nganjuk, Rita Amalisa mengambil sikap tegas dengan mengeluarkan MS salah satu siswi kelas 10 dengan tuduhan sebagai pelaku pencurian.

Ironisnya , tuduhan yang ditujukan kepada MS seperti pemberitaan di sejumlah media ternyata tanpa barang bukti yang kuat. Termasuk saat di cek di rekaman CCTV juga tidak menunjukkan glagat mencurigakkan dari MS saat melakukan aksi pencurian seperti yang dituduhkan Rita Amalisa ( Kasek SMAN 2 ).

Hal itu juga diperkuat saat tas milik MS digeledah oleh kepala sekolah ternyata tidak menemukan barang yang hilang dengan tuduhan dicuri MS.

Akibat menerima sangsi berat tersebut, tampaknya berdampak pada psikologis MS. Terlebih itu juga dirasakan oleh keluarga MS adalah sebuah pukulan berat.

Pasca MS dikeluarkan dari sekolah seperti yang diutarakan Pedrus selaku orang tua MS lebih sering mengurung di kamar sendirian dan mendadak jadi anak pemurung dan menutup diri.

” Selain berdampak pada mental anak, yang lebih menyakitkan lagi harga diri dan nama baik keluarga jadi taruhannya. Saya akan mencari keadilan,” ucap Pedrus singkat.

Menurut Pedrus juga bahwa perlakuan kepala sekolah yang tergolong tidak manusiawi ini pantas diberi pelajaran. ” Pasalnya tuduhan itu tanpa bukti, tapi kepala sekolah berani mengeluarkan anak saya dari sekolah, ini penghinaan besar,” gerutunya.

Justru yang membuat ayah MS tersinggung, karena sikap kepala sekolah telah melontarkan kata kata ancaman dengan akan menendang MS jika tidak mau berkata jujur dan jika menelpon orang tuanya dalam penyelesaian kasus tersebut.

Tapi yang membuat publik simpati , melangsir dari pemberitaan sejumlah media ternyata MS berani membuat surat pernyataan tidak mencuri bermatre disaksikan kepala sekolah, guru dan para siswa. ” Sikap MS tergolong sportif,” ujar nara sumber yang enggan namanya ditulis.

Sementara itu dari keterangan Rita Amalisa menampik keras dengan tudingan telah mengeluarkan MS dari sekolah. Sebab sehari setelah kejadian itu pihak sekolah sudah mempersilahkan MS masuk sekolah lagi.

Untuk diketahui dengan kejadian itu, tampaknya pihak orang tua MS berencana melapor ke WCC ( Women Crisis Centre) dan meminta pendampingan penguatan mental putrinya yang sampai saat ini masih trauma akibat tuduhan dan dikeluarkanya dari siswa SMAN 2 Nganjuk. ( adi )

Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini

Related posts