NGANJUK, MEMO – Dibalik megahnya gedung berlantai dua di UPTD Puskesmas Tanjunganom,ternyata masih ada yang kurang. Bukan karena minimnya kelengkapan sarana prasarana,tapi justru masih kurangnya Sumber Daya Manusia ( SDM).
Dari data yang berhasil dihimpun ada tiga bidang pelayanan kesehatan yang belum terisi alias masih kosong. Dari tiga bidang Yankes yang perlu jadi perhatian pemerintah daerah tersebut diantaranya bidang Nutrisionis atau petugas gizi, yang kedua petugas apoteker dan ketiga petugas Kesehatan Lingkungan ( Kesling).
Ditambah satu lagi untuk tenaga sopir ambulance juga masih kosong. Ironisnya dengan belum adanya sopir ambulance akhirnya pihak puskesmas menugaskan perawat atau admin. ” Padahal setiap ada rujukan pasien dari puskesmas ke rumah sakit prosedurnya harus ada satu sopir didampingi satu perawat. Kondisi saat ini perawat merangkap jado sopir,” ungkap Zaenal Arifin koofdinator UGD mewakili Kepala Puskesmas Tanjunganom, dr.Masrukin.
Kekosongan petugas di tiga bidang pelayanan kesehatan plus sopir ambulance tersebut masih kata Zaenal sudah berjalan hampir tiga tahun lebih.
Dengan belum adanya droping pegawai yang berstatus ASN atau P3K dari pemerintah daerah masih kata Zainal maka untuk sementara waktu menunjuk pegawai yang ada di puskesmas meskipun tidak sesuai dengan disiplin ilmunya.
Seperti di pelayanan gizi lebih jauh dikatakan Zaenal terhitung sejak tiga tahun ini semua tugas internal di tangani oleh bidan Inti Anirut. Padahal sesuai SK penugasan, bidan Inti tugasnya menangani Covid.
Sementara untuk bagian layanan farmasi dihandle oleh asisten apoteker ( AA).
Padahal syarat prosedurnya di bidang layanan farmasi semestinya dipegang oleh seorang apoteker yang memiliki disiplin ilmu sarjana farmasi (S1).
Pasalnya sesuai tugas yang melekat pada petugas apoteker selain menerima resep dari dokter poli juga menangani logistik obat. Termasuk harus menguasai IT farmasi dan mampu membuat perencanaan kebutuhan obat dan pengawasannya.
Tidak kalah pentingnya disampaikan Zaenal peran petugas Kesehatan Lingkungan ( Kesling) tidak hanya bertugas dalam ruangan saja. Tapi juga berbaur ke masyarakat. Baik penyuluhan dan penanganan kesehatan lingkungan secara menyeluruh.
Tugas dalam kantor mulai dari mengatur dan menangani limbah medis dan limbah B3 ( Bahan Beracun Berbahaya) juga menangani sarana IPAL.
Sementara untuk tugas di luar gedung langsung berinteraksi dengan masyarakat. ” Contoh sederhananya mengawasi sarana sanitasi masyarakat apakah sudah sesuai dengan standar prosedur kesehatan apa belum,” paparnya juga.
Untuk diketahui petugas Kesling di Puskesmas Tanjunganom hanya satu orang. Sementara tugasnya menangani 16 desa di wilayah Kecamatan Tanjunganom. Sehingga sangat perlu penambahan SDM, mengingat beban kerjanya sangat berat.Sementara di puskesmas lain jumlah petugas Kesling memiliki 2 pegawai.
Dengan kekosongan petugas di tiga layanan kesehatan tersebut diharapkan pemerintah daerah segera menambahi pegawai . ” Pada rekrutmen P3K tahun ini mudah mudahan ada droping dari daerah untuk Puskesmas Tanjunganom,” pungkasnya. ( adi )
Akses Gratis tiap pekan, Majalah Memo digital, e-Book Memo dan e-Course Memo Talenta , via Group WA Klikdisini, atau TELEGRAM Klikdisini